Rabu, 03 Oktober 2012

Sikap PBNU terhadap PKI

















Gus Dur tidak pernah minta maaf kepada PKI soal tragedi 1965


Reporter: Baiquni

Selasa, 2 Oktober 2012 02:29:00

Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU, Andi Najmi Fuaidi membantah fakta mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah meminta maaf kepada korban tragedi 1965 dari pihak PKI. Menurutnya, Gus Dur hanya mengusulkan adanya forum rekonsiliasi.

"Gus Dur tidak pernah meminta maaf. Gus Dur hanya mengusulkan bagaimana ada permintaan saling memaafkan dari kedua belah pihak," ujar Andi kepada wartawan di sela acara tahlil dan doa bersama untuk ulama dan santri korban PKI di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (1/10).

Andi mengatakan, Gus Dur memang pernah bertemu dengan tokoh PKI untuk membicarakan persoalan rekonsiliasi. Waktu itu, Gus Dur bertemu dengan Pramoedya Ananta Toer yang meminta negara meminta maaf atas pembantaian terhadap PKI.

"Waktu itu, Gus Dur mengiyakan permintaan Pramoedya dengan syarat PKI harus meminta maaf terlebih dulu," tutur Andi.

Andi juga menyatakan, NU tidak akan meminta maaf kepada PKI. Dia bersikeras NU merupakan korban dari PKI.

"Jika ulama didesak untuk meminta maaf, itu tidak akan terjadi. Kami tidak akan meminta maaf karena NU juga korban," tegas dia.


PBNU: Justru santri yang jadi korban PKI


Reporter: Baiquni

Senin, 1 Oktober 2012 19:59:57

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar tahlil memperingati meninggalnya para santri akibat kekejaman PKI dalam rentang waktu 1948 hingga 1965. Acara ini sekaligus pernyataan sikap PBNU meluruskan sejarah yang dinilai telah melenceng.

"NU saat ini sedang menghadapi fitnah luar biasa. Kita dianggap pelaku kejahatan 1965, padahal kita adalah korban," ujar Wakil Ketua Umum PBNU, KH As'ad Said Ali, membuka acara tahlil dan doa bersama di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (1/10).

As'ad mengatakan, selama 1948 hingga 1965 banyak santri terbunuh. Tetapi, menurutnya, fakta itu ditutupi dengan menyatakan konflik yang terjadi hanya manuver yang dilakukan TNI.

"Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi buku putih yang dibuat Aidit. Tetapi, rakyat, ulama dan santri sebagai korban tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri," kata As'ad.

Selanjutnya, kata As'ad, NU merasa perlu meluruskan sejarah yang telah menyimpang. Selain itu, As'ad juga menegaskan NU tidak akan meminta maaf atas terjadinya tragedi 1965.

"NU mau memaafkan PKI sejauh mereka meminta maaf. Bukan permintaan maaf sepihak seperti mereka tuntut, karena justru kesalahan ada pada mereka dengan melakukan agitasi serta teror bahkan pembantaian," pungkas As'ad.

Sumber : Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar