Jumat, 28 September 2012

Berita-Berita Tentang KRI Klewang Terbakar



















(HOT) KRI KLEWANG TERBAKAR!!!

Banyuwangi - KRI Klewang jenis Trimaran terbakar di pangkalan AL Banyuwangi sekitar pukul 15.15 WIB, jum'at (28 sept 2012). Asap hitam mengepul hingga ketinggian 25 meter.

Warga yang mengetahui kebakaran itu berjubel di pinggir dermaga. KRI Klewang ini baru diresmikan sekitar 1 bulan lalu oleh pejabat AL.

Warga yang mengetahui kebakaran itu berjubel di pinggir dermaga. KRI Klewang ini baru diresmikan sekitar 1 bulan lalu oleh pejabat AL.

"Api diketahui usai salat ashar. Taoi belum diketahui di titik mana," kata seorang anggota TNI AL yang enggan disebut namanya kepada detiksurabaya.com di lokasi.

BODI KRI KLEWANG TERBELAH SAAT 

TERBAKAR

Banyuwangi - Api yang membakar KRI Klewang sulit dijinakkan. Upaya petugas memadamkan api seperti sulit dilakukan. Selain api terlanjur membakar semua bagian Kapal, hembusan angin laut yang kencang juga membuat api makin membesar.

Dari pantauan detiksurabaya.com, api melumat semua bodi kapal perang siluman tersebut. Bahkan kapal terbelah menjadi dua bagian. Ledakan kecil sesekali terdengar dari kobaran api. Meski petugas sudah berupaya untuk memadamkan si jago merah, namun upaya itu seolah sia-sia belaka.

Sejumlah petugas AL hanya bisa mengamankan lokasi. Warga dilarang mendekat sekitar radius 100 meter. Hingga pukul 16.00 WIB, api masih terus berkobar.

Asap hitam pekat membumbung tinggi. Belum ada pernyataan resmi dari pihak AL terkait kejadian ini. Sementara ratusan warga masih memadati lokasi untuk melihat.

PENYEBAB KEBAKARAN KRI KLEWANG MASIH 

DISELIDIKI

Banyuwangi - Kepala Pusat Penerangan Umum TNI AL Laksamana Pertama Untung Suropati mengatakan penyebab terbakarnya KRI Klewang 625 di galangan TNI AL Banyuwangi masih diselidiki. "Saya baru terima informasi, semua masih diselidiki," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Menurut Untung, kapal yang baru selesai 30 Agustus lalu itu belum diserahterimakan ke TNI AL sehingga masih menjadi tanggung jawab PT Lundin, perusahaan yang memproduksi kapal itu.

Direktur PT Lundin Industry Invest Lizza Lundin mengatakan terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia saat dihubungi pada kesempatan terpisah.

Namun, Lizza enggan menjelaskan secara terperinci penyebab kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," kata dia.

Menurut Lizza, PT Lundin siap bertanggung jawab dengan membuat kapal dengan jenis yang sama. "Ya, namanya saja kecelakaan," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00.

SUARA LEDAKAN DARI KRI KLEWANG, 

PEMADAM MENYERAH

Jakarta - Dua mobil pemadam kebakaran yang berupaya menjinakkan api menyerah. KRI Klewang yang terbakar nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Pemadam tak mampu menghentikan amukan api meski sudah berupaya maksimal.

Beberapa saat kemudian, suara ledakan terdengar dari dalam kapal. Personel TNI Angkatan Laut yang berjaga di lokasi meminta warga yang menonton memadati lokasi menyingkir. Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

Menurut Remon, saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00. Dia melihat, sebelum api membesar, ada banyak pegawai yang bekerja di dalam kapal. "Tapi tidak tahu ada korban atau tidak," kata dia.

PEMICU KEBAKARAN KRI KLEWANG VERSI 

PRODUSEN

Banyuwangi - Direktur PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat KRI Klewang, Lizza Lundin, menduga terbakarnya KRI Klewang akibat korsleting listrik. "Korslet di darat," kata dia dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Namun Lizza enggan menjelaskan rinci penyebab pasti kebakaran itu. Dia hanya mengatakan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. "Semua selamat," katanya.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi. Menurut Remon saksi mata, api menjalar dari dalam kapal mulai pukul 15.00 WIB setelah itu api cepat membesar dan membakar habis kapal yang baru dibeli TNI itu.

Kapal perang TNI AL dibuat dengan anggaran Negara Rp 114 miliar ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.

Dua mobil pemadam kebakaran yang dikirim ke galangan TNI AL tak mampu memadamkan api yang membakar KRI Klewang 625. Badan kapal buatan PT Lundin Industry Invest itu nyaris hancur dilalap jago merah.

Dua mobil pemadam kebakaran akhirnya menghentikan menyemprotkan air karena tak mampu meredam api. Kerangka kapal pun nyaris tenggelam di perairan Selat Bali. Sempat terdengar ledakan dari dalam kapal. Personel TNI AL yang berjaga di lokasi meminta warga yang memadati lokasi menyingkir.

KRI KLEWANG BELUM DIMILIKI TNI AL

Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Untung Suropati membenarkan adanya insiden terbakarnya Kapal Perang RI Klewang di Selat Bali, Jumat (28/9/2012) pukul 15.00. PT Lundin Industry Invest, kata Laksamana Untung, belum menyerahkan KRI senilai Rp 114 miliar ke TNI AL.

"Kapal tersebut masih full control PT Lundin," kata Laksamana Untung ketika dihubungi Kompas.com, Jumat sore.

Kapal ini diluncurkan dari galangan kapal di PT Lundin pada 31 Agustus 2012. Selanjutnya akan diselesaikan oleh TNI. Kapal Cepat Rudal Trimaran ini rencananya akan ditempatkan di Armada Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur.

Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari TNI AL terkait peristiwa itu.

SEBELUM TERBAKAR, KRI KLEWANG MAU DI 

UJI COBA

Jakarta - Menurut Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, KRI Klewang sedianya akan menjalani uji coba di perairan Selat Bali. "TNI AL meminta (Jumat) hari ini kapal diuji coba," kata dia dihubungi Tempo, Jumat, 28 September 2012.

Untuk mempersiapkan uji coba, ada 70 karyawan PT Lundin Industry Invest di dalam kapal seharga Rp 114 miliar itu. Menurut salah satu karyawan PT Lundin yang ikut di dalam kapal, kebakaran itu didahului dengan padamnya listrik. Kemudian muncul percikan api di tengah kapal.

Api menjalar dengan cepat. Semua karyawan langsung berhamburan dan tiga orang lainnya berusaha memadamkan api. Namun karena api membesar, ketiga karyawan langsung melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. "Satu orang dibawa ke rumah sakit karena kram," kata lelaki yang tidak mau menyebutkan nama ini.

Kapal sepanjang 63 meter itu terbakar di galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi, sekitar pukul 15.00 WIB. Kapal ini pesanan TNI AL yang dibuat dengan anggaran Rp 114 miliar dari APBN 2009-2011. Kapal dengan kecepatan 30 knot ini baru saja diluncurkan 30 Agustus lalu. Kapal yang diklaim berteknologi tinggi ini dibuat dari bahan komposit karbon yang tidak mampu terdeteksi radar.

PANGLIMA ARMATIM PIMPIN INVESTIGASI KRI 

KLEWANG

Surabaya - Panglima Armada TNI AL Kawasan Timur, Laksamada Madya TNI Agung Pramono, memimpin langsung investigasi kasus terbakarnya salah satu kapal perang teranyar yang dimiliki TNI AL, KRI Klewang 625. Begitu mendengar peristiwa itu, sore tadi, Panglima segera meluncur langsung ke galangan kapal milik TNI AL di Ketapang, Banyuwangi.

"Sore ini, Panglima langsung meluncur untuk melihat sendiri kebakaran kapal," kata Kepala Dinas Penerangan Armatim, Letnan Kolonel Laut Yayan Sugiana, kepada tempo, Jumat 28 September 2012.

Menurut Yayan, kebakaran yang menimpa KRI Klewang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran, Armatim bersama PT Lundin Industry Invest saat ini membentuk tim investigasi untuk mengetahui secara pasti penyebab kebakaran.

Untuk mempercepat proses penyelidikan, Panglima Armatim, kata Yayan, ke banyuwangi dengan menggunakan kendaraan darat sehingga lebih cepat tiba di Banyuwangi dari pada mengendarai kendaraan laut.

TNI AL menyatakan KRI Klewang belum diserah terimakan kepada pihak TNI AL. Sehingga, tanggung jawab kapal sepenuhnya masih di tangan PT Lundin Industry Invest sebagai produsennya. Saat kejadian, kata Yayan, juga tak ada satupun personel TNI AL yang ada di atas kapal tersebut.

PEMERINTAH TOLAK TANGGUNG JAWAB ATAS 

TERBAKARNYA KAPAL SILUMAN

Masih milik PT Lundin

Pemerintah tidak bertanggung jawab terhadap terbakarnya kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, KRI Klewang-625, di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jatim, Jumat sore (28/9) karena statusnya masih milik PT Lundin selaku produsen kapal tersebut.

"Kami tidak bertanggung jawab terhadap kebakaran KRI Klewang karena kapal tersebut statusnya belum milik TNI Angkatan Laut, tetapi masih milik PT Lundin. Waktu itu baru peluncuran saja, belum ada serah terima," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati, di Jakarta, Jumat, menanggapi terbakarnya kapal yang didambakan sebagai kapal perang modern antiradar itu.

Untung mengaku belum mengetahui seperti apa perjanjian ke depan pascakebakaran KRI Klewang tersebut karena tanggung jawab sepenuhnya masih berada pada PT Lundin.

"Kami belum tahu soal itu (mendapat ganti kapal baru). Lebih baik ditanyakan langsung kepada pihak PT Lundin karena KRI Klewang itu statusnya masih milik PT Lundin," ujarnya.

Untung menambahkan, pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal yang dikenal dengan sebutan Trimaran tersebut karena pihaknya masih menunggu penyelidikannya.

Staf Ahli Menteri Pertahanan yang sementara merangkap Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayor Jenderal TNI Hartind Asrin menjelaskan, TNI Angkatan Laut telah memesan empat unit kapal tersebut, namun baru tahapan uji coba berlayar untuk dilihat apa saja yang kurang guna disempurnakan. 

"Kapal ini belum diserahterimakan secara resmi. Setiap pengadaan alat utama sstem senjata (alutsista) selalu ada proses serah terima secara resmi dari pihak pembuat kepada kementerian pertahanan untuk kemudian diteruskan kepada matra pengguna. Serah terima itu dilakukan oleh Menhan," kata Hartind.

Oleh karena itu, tambah dia, bila terjadi sesuatu, termasuk kebakaran seperti yang terjadi pada Trimaran, pihak produsen yang bertanggung jawab sepenuhnya. 

"Harus ganti 'full'. Itu ada dalam kontrak pengadaannya. Kalau sudah serah terima resmi, baru kami yang bertanggung jawab," tuturnya.

KRI Klewang-625 dengan panjang 63 meter ini merupakan kapal tipe trimaran (tiga lunas) yang dibangun Lundin Industries, di Banyuwangi. Kapal perang ini sangat pas untuk keperluan operasional di perairan lithoral (bukan laut dalam), mengingat Indonesia banyak dikelilingi laut-laut semacam ini.

KRI Klewang-625 dibangun berbahan baku sejenis serat gelas yang diklaim kekuatannya menandingi baja namun tidak memantulkan gelombang radar. Teknologi "stealth" ini juga dimiliki pesawat terbang intai F-117 Night Hawk milik Angkatan Udara Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar