Sumber : Mu'amalatul Hukkam Fi Dhauil Kitab Was Sunnah
Written by : Abdus Salam bin Barjas bin Nashir Ali Abdul Karim
Diterjemahkan oleh : Abu Muqbil Ahmad bin Muhammad
Sesungguhnya mendengar & taat kpd pemerintah muslim adalah salah satu pokok akidah salafiyah. Banyak kitab2 yg tlh memuat permasalahan ini, yg disertai dgn penjelasannya. Hal ini tdk lain krn penting & agungnya perkara ini. Urusan agama & dunia akan menjadi baik bila penguasa didengar & ditaati. Sebaliknya, timbulnya kerusakan dlm masalah agama & masalah dunia terjadi bila pemerintah sdh ditentang dgn perkataan maupun perbuatan.
Dlm islam, agama tdk akan tegak kecuali dgn ada nya masyarakat. Masyarakatpun tdk akan terwujud kecuali dgn adanya imamah (kepemimpinan), & imamah ini tdk akan terealisir kecuali dgn sikap mendengar & taat (seperti ini jg riwayat dari Umar bin Khattab, diriwayatkan oleh Ad Darimi)
Al Hasan Al Basri rahimahullah berkata tentang penguasa muslim, mereka menguasai kita dlm 5 perkara :
1. Shalat Jum'at
2. Persatuan (jama'ah)
3. Hari raya
4. Pertahanan
5. Undang2
Demi Allah, agama ini tdk akan lurus kecuali dgn eksistensi mereka, walau mereka berbuat se-wenang2 & zhalim. Demi Allah, Allah membuat kebaikan dgn perantara mereka lbh banyak daripada kerusakan yg mereka timbulkan. Taat kpd mereka adalah sesuatu yg terpuji & memisahkan diri dari mereka adalah kekufuran (adab Al Hasan Al Basri karangan Ibnu Al Jauzi/hal 121 & Jami Al Ulum wal Hikam karangan Ibnu Rajab-2/117 cet ar Risalah. Maksud kekufuran disini adalah kekufuran yg tdk sampai mengeluarkan seseorang dari islam).
Orang2 alim terdahulu radhiyallahu anhum memberikan perhatian khusus kpd masalah ini, apa lg bila sdh nampak benih2 fitnah, krn adanya ketdktahuan & kelalaian dlm hal ini dpt menimbulkan bencana yg luas pd manusia & negara, serta melencengkan dari jalan yg lurus.
Perhatian ulama terdahulu terhdp masalah ini tercermin dlm berbagai gambaran kehidupan mereka yg sampai kpd kita. Diantaranya adalah gambaran yg paling luhur & menonjol yaitu apa yg dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hambal, salah seorang imam ahlus sunnah sewaktu beliau memberikan keteladanan dlm berpegang dgn sunnah di kala beliau berinteraksi bersama pemerintah.
Penguasa pd zamannya menganut salah satu pemikiran yg sesat & menggiring manusia dgn kekuatan & paksaan. Oleh sebab itu, banyak darah ulama ditumpahkan. Pd saat itu kaum muslimin diwajibkan utk mengatakan bahwa Al Quran adalah makhluk. Perkataan inipun dijadikan kurikulum utk pendidikan anak2. Sampai demikian parahnya bencana & malapetaka yg terjadi. Walaupun begitu Imam Ahmad bin Hambal tdk terpengaruh & terbawa arus, bahkan beliau berdiri kokoh dgn berpegang pd sunnah, krn hal tsb lbh baik & lbh selamat. Beliau tetap memerintahkan umat utk taat & berjamaah (berkumpul/bersatu) bersama penguasa.
Beliau tetap tegar & mantap bagai gunung yg menjulang dlm menghadapi orang2 yg ingin menantang sunnah nabi & kehidupan ulama salaf. Dinamika mereka ini disebabkan oleh perasaan yg bebas tanpa ada ikatan apapun terhdp al Quran & sunnah, atau krn mengikuti pemikiran yg rusak yg mengajak utk memberontak.
Para ahli fikih baghdad yg berada dibawah kekuasaan al watsiq (penguasa waktu itu) berkumpul bersama Abi Abdillah (Imam Ahmad bin Hambal), mereka mengatakan kpd beliau tentang fitnah bahwa "Al Quran adalah makhluk" tlh sangat parah & menyebar dgn pesat sekali, maka kami tdk ridho terhdp kekuasaan & kepemimpinannya.
Imam Ahmad berdiskusi dgn mereka & mengatakan : "Wajib bagi kalian utk mengingkarinya dgn hati, jgnlah keluar dari ketaatan kpdnya, jgn memecah belah barisan kaum muslimin, & jgn menumpahkan darah kalian & darah kaum muslimin. Pikirkanlah akhir dari perkara ini, bersabarlah hingga orang yg baik bisa tenang & orang2 jahat berhenti melakukan hal itu." Beliau menambahkan : " Bahwa keluar dari ketaatan adalah tdk benar & menyelisihi sunnah." (Al Adab As Syar'iyyah karangan Ibnu Muflih; 1/195-196, kisah ini diriwayatkan oleh Al Khalal di dlm kitab As Sunnah hal 133).
Gambaran lainnya adalah yg dinyatakan oleh Imam Al Hasan bin Ali Al Barbahari dlm kitabnya As Sunnah, beliau mengatakan : "Bila km melihat seseorang mendoakan kejelekan utk penguasanya, maka ketahuilah bahwa dia adalah pengekor hawa nafsu. Bila km mendengar seseorang berdoa utk kebaikan penguasa, maka ketahuilah bahwa dia adalah pengikut sunnah, insya Allah Ta'alla."
Berkata Fudhail bin Iyadh : "Andai kata aku hanya punya satu doa, pasti akan kupergunakan utk mendoakan penguasa."
Kita diperintahkan utk mendoakan kebaikan bagi penguasa & dilarang utk mendoakan kejelekan bagi mereka, walaupun mereka berbuat se-wenang2 & zhalim, krn kese-wenang2an & kezhalimannya menimpa diri mereka sendiri & kaum muslimin, begitu pula kebaikannya (thabaqat al hanabillah;2/36).
Seandainya kita mau merenungi & menganalisa potret kehidupan ulama salaf yg sangat indah ini, pasti akan tambah melebar & meluas ruang lingkup pembahasan kitab ini.
Hal yg kami paparkan ini hanya utk mengingatkan & menjelaskan pentingnya pembahasan ini. Barangsiapa mau berpikir & bersikap jujur, dia akan mengetahui kesalahan orang yg berlebihan dlm menyikapi pemerintah & memandang bahwa pemerintah tdk mempunyai hak serta tdk peduli dgn keberadaan penguasa, mereka tlh jauh dari kebenaran krn mengikuti hawa nafsu & terpengaruh dgn pemikiran sesat.
Suatu hal yg mesti diketahui bahwa aqidah salaf sangat memperhatikan hal ini tatkala masalah ini menjadi suatu yg urgen bagi umat, guna menutupi pintu fitnah & menghalangi munculnya peluang utk memberontak kpd penguasa (yg sah) krn hal ini adalah sumber kehancuran & kerusakan agama serta dunia.
Kaidah ini sangat menjiwai kitab2 karangan para da'i daerah Najd rahimahumullah tatkala pemikiran yg menyimpang tlh menyusup kedlm otak orang yg menyandarkan dirinya kpd kebaikan & kebenaran.
Banyak sekali ketetapan & penjelasan dlm masalah ini, guna mematahkan syubhat yg banyak bermunculan. Banyaknya penjelasan & ketetapan ini menunjukan bahwa mereka mengetahui akibat yg ditimbulkan dari ketdktahuan mereka terhdp masalah ini, yaitu berupa bencana & malapetaka yg begitu luas.
As Syaikh Al Imam Abdul Latif bin Abdurrahman bin Hasan Alus Syaikh rahimahullahmengatakan dgn mantap utk membongkar syubhat yg terselubung dlm masalah ini & membantah orang2 yg tdk tahu yg menebarkannya :
Mereka orang2 yg terfitnah tdk tahu bahwa kebanyakan penguasa muslim sejak zaman Yazid bin Muawiyah kecuali Umar bin Abdul Aziz & siapa saja yg Allah kehendaki dari kalangan Bani Umayah, tlh terjadi pd masa mereka beragam jenis kese-wenang2an, malapetaka, pemberontakan & kejahatan. Walaupun demikian, para imam ahlul ilmi & tokoh2 umat islam bersikap baik kpd mereka & tdk melepaskan ketaatan kpdnya dlm rangka mengikuti perintah Allah & Rasulnya.
Sebagai salah satu contoh, yaitu Al Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqafi yg terkenal dgn kezhalimannya, bengis & kejam dlm mengalirkan darah, menodai hal2 yg diharamkan Allah, membunuh tokoh2 umat islam seperti Sa'id bin Jubai, & dia jg membolehkan apa2 yg diharamkan, kemudian mengepung Ibnu Zubair yg tlh berlindung di Ka'bah utk kemudian membunuhnya walaupun Ibnu Zubair tlh ditaati & dibaiat oleh penduduk makkah, madinah, yaman & sebagian besar wilayah irak. Al Hajjaj adalah wakil Marwan sekaligus wakil anaknya, Abdul Malik bin Marwan (dia hanya dikenal sbg wakil Abdul Malik bin Marwan). Tdk ada seorang khalifah pun yg menjanjikan Marwan (menjadi penguasa) & tdk dibaiat oleh ahlul halli wal aqdi (kalangan ulama & fuqaha yg diajak musyawarah).
Walaupun demikian permasalahannya, tdk ada seorangpun dari kalangan ulama yg menjadikan taat & tunduk kpd penguasa sbg salah satu rukun & kewajiban dlm islam.
Ibnu Umar & para sahabat lainnya yg mengalami masa kekuasaan Al Hajjaj tdk mencabut ketaatannya, & jg tdk melarang utk taat kpdnya dlm perkara yg dpt menghantarkan tegaknya islam & sempurnanya islam.
Begitupula orang2 yg hidup stlhnya dari kalangan tabi'in, seperti Ibnu Al Musayyib, Al Hasan Al Basri, Ibnu Sirrin & Ibrahim At Taimi, jg yg sepadan dgn mereka dari kalangan tokoh2 umat islam.
Permasalahan ini senantiasa berlanjut secara berkesinambungan dikalangan ulama & tokoh umat islam dgn memerintahkannya utk taat kpd Allah & Rasul Nya, serta berjihad di jalan Nya bersama pemimpin yg baik maupun yg fajir (buruk akhlaknya) sebagaimana yg banyak tercantum dlm kitab2 ushuluddin & akidah.
begitu pula bani abbasiyah ketika menguasai & memerintah kaum muslimin dgn kekerasan serta ketajaman pedang, tiada seorang alim pun yg mendukung rezim ini. Mereka tlh banyak membunuh manusia dari berbagai kalangan, terutama dari kalangan pemimpin & tokoh bani umayah. Di antara yg terbunuh adalah ibnu hubairah penguasa irak & jg khalifah marwan, sehingga dikabarkan bahwa as saffah (salah seorang penguasa bani abbasiyah) pernah membunuh 80 orang dari bani umayah dlm 1 hari. Kemudian membentangkan permadani di atas mayat2 tsb, lalu duduk diatasnya sambil mengajak orang lain utk ikut menyantap makanan & menikmati minuman.
Walaupun sdh sedemikian parahnya, para imam kaum muslimin seperti al auza'i, malik, al laits bin sa'd & atha bin abi rabah tetap bersikap taat & mendengar. Hal ini dpt dimengerti oleh siapa saja yg punya ilmu mendlm.
Jajaran ulama pd masa yg kedua, seperti imam ahmad bin hambal, muhammad bin ismail, muhammad bin idris, ahmad bin nuh & ishaq bin rahawaih serta yg lain2nya, mereka mengalami suatu masa dimana para rajanya banyak melakukan perbuatan bid'ah yg sangat parah & mengingkari sifat2 Allah SWT. Para ulama dipengaruhi utk mendukung kesesatan ini, tp mereka tdk goyah dgn prinsip2 kebenaran. Lalu mereka pun di uji dgn berbagai siksaan. Banyak di antara mereka yg dibunuh, seperti ahmad bin nashr. Keadaan yg sdh demikian sadisnya tdk mendorong mereka utk keluar dari ketaatan & melakukan pemberontakan (ad durar as sunniyah fil ajwibah an najdiyah; 7/177-178).
Ingatlah perkataan yg sangat memukau ini & perhatikanlah dgn jujur, pasti engkau akan menemukan kilauan mutiara dari sisi salafush shalih yg sesuai dgn al quran & sunnah, serta kaidah2 universal yg jauh dari sikap ifrath (berlebihan) & tafrith (meremehkan).
Banyak sekali perkataan para ulama di seputar masalah ini. Hal ini dpt dilihat dlm kitab ad durrar as sunniyah fi ajwibah an najdiyah, terutama pd juz ke 7.
Semua ini menguatkan tentang pentingnya perhatian terhdp akidah, & memperkokohnya tatkala kebodohan tlh merata & pemikiran yg menyimpang dari manhaj (konsep) ahlus sunnah tlh merajalela.
Tdk diragukan lg bahwa pd zaman kita ini tlh terkumpul 2 kerusakan :
1. Menyebarnya kebodohan tentang masalah ini
2. Meluasnya pemikiran yg menyimpang dlm masalah ini
Kewajiban ahli ilmu & pencari ilmu adalah senantiasa konsekuen dgn perjanjiannya yg tlh Allah SWT ambil dari mereka dlm firman Nya : "Hendaknya kamu menerangkan isi kitab kepada manusia dan jangan kamu menyembunyikannya." (qs aali imran 3/187).
Maka, jelaskanlah prinsip ini kpd manusia hanya krn mengharap ganjaran dari Allah & mengikhlaskan amalan krn Nya. Syubhat yg dikampanyekan oleh orang2 yg tdk punya bagian (didunia & diakhirat) tdk menyurutkan langkahnya yg tlh bulat.
Di antara syubhat yg banyak beredar adalah suatu pertanyaan, siapakah yg mengail keuntungan dari perkara ini?
Ini menunjukan bahwa para penguasa lah yg memperoleh banyak keuntungan dari perkara tsb. Asumsi ini menunjukan suatu kebodohan yg keterlaluan & kesesatan yg nyata. Ini semua bersumber dari itikad yg keliru tentang hak2 yg dimiliki penguasa itu baik atau jahat.
Pdhal keuntungan dari perkara ini dinikmati bersama oleh rakyat & penguasa. Hal ini sangat gamblang bagi orang yg berilmu, bahkan kadang kala rakyat memperoleh lbh banyak dari pd penguasa.
Syubhat yg lain adalah ucapan mereka bahwa membicarakan masalah ini pd saat sekarang belumlah tepat waktunya!
Subhanallah, kalau begitu kpn waktunya? apakah kalau kepala manusia tlh menggelinding & darah tlh menggelimang? apakah kalau chaos (kekacauan) tlh merata & keamanan sdh tdk ada lg?
Sesungguhnya pembahasan masalah ini hrs dilakukan dgn intensif oleh para ulama & penuntut ilmu terutama pd saat2 ini, krn banyaknya manusia yg mempunyai pemikiran rancu, otaknya disetir oleh pengaruh asing. Mereka tlh melakukan beragam kerusakan & mengacaukan akidah ahlu sunnah wal jama'ah dlm masalah yg sangat penting ini dgn melontarkan berbagai syubhat yg merusak & argumen yg tdk berdasar.
Jgnlah km terperdaya oleh orang yg mengingkari keberadaan mereka ini dgn perkataannya : "Sesungguhnya perkara baiat, mendengar & taat adalah sesuatu yg tdk diragukan oleh seorangpun. Maka boleh jd dia adalah salah 1 dari 2 kelompok, mungkin dia orang yg menyusup kedlm barisan penguasa krn takut atas tulisannya yg menyerang penguasa, atau mungkin dia seorang yg bodoh tentang keadaan & urusan manusia."
Bertakwalah kpd Allah SWT, wahai orang2 yg suka menyebarkan berita dusta, hentikanlah tindakanmu dlm menghalangi manusia dari jalan Allah SWT hanya krn utk memuaskan partainya (golongan) atau krn demi mempromosikan berbagai jenis pemahaman yg merusak melalui syubhat2 yg lemah ini!
Bagi orang yg mengharapkan keselamatan & kebahagiaan bagi dirinya, maka renungkanlah nash2 syar'i yg tercantum dlm masalah ini. Kemudian amalkanlah secara terang2an & jgn menjadikan hawa nafsu sbg penguasanya. Sesungguhnya hamba tdk akan bisa menggapai hakikat iman sehingga dia bisa mengendalikan hawa nafsunya agar sesuai dgn syariat yg murni.
Kerusakan manusia kebanyakan dikarenakan tlh mengikuti hawa nafsu & mendahulukan akalnya dari pd naql (al quran & sunnah).
Wahai penuntut kebenaran, ada dihadapanmu nash2 syar'i & kutipan2 dari ulama salaf, maka pusatkanlah pendengaranmu & fokuskan pandanganmu terhdp itu semua! Semoga Allah senantiasa memberi taufik & kebenaran kpdmu, serta menjauhkanmu dari hawa nafsu & fitnah yg menyesatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar