Jumat, 21 September 2012
Derai Tawa & Tetesan Air Mata - Khalil Ghibran
AKU tak akan menukar derai tawa hatiku dengan keberuntungan banyak orang;
Dan tidak pula aku akan puas
Dengan mengubah air mataku yang mengalir karena duka jiwa dengan damai.
Hasratku yang tertinggi adalah kehidupanku didunia ini akan menjadi air mata
Dan gelak tawa.
Air mata mensucikan hatiku
Dan mengungkapkan kepadaku rahasia dan misteri kehidupan.
Deraian tawa mendekatkan aku dengan sesamaku.
Dengan air mata aku akrab dengan mereka yang berhati-duka,
Dan tawa menyelimuti ku dengan kesenangan.
Aku mendambakan kematian
Dalam kebahagiaan seribu kali
Lebih dari pada hidup dalam kesengsaraan
Dan penderitaan.
Rasa lapar yang abadi akan cinta dan keindahan adalah hasratku;
Sekarang aku tahu
Bahwa mereka memiliki hanya ketabahan
Tidak lebih hanyalah penderitaan,
Tapi bagi jiwaku
Desah nafas para pecinta lebih merdu
Dari alunan musik orkestra.
Ketika malam tiba,
Dan bunga-bunga mengatupkan kelopaknnya
Dan terlelap dalam cinta;
Dan kala fajar,
Ia meletakan bibir untuk menerima kecupan matahari,
Terliput di balik awan yang membalut.
Kehidupan bunga
Adalah harapan,
Pemenuhan dan kedamaian :
Tawa dan air mata.
Air menghilang
Dan naik hingga ia mejadi awan
Yang berkumpul dari gunung dan lembah-lembah.
Dan ketika ia berjumpa dengan angin,
Ia berubah menjadi rintik hujan
Dan menyatu berlarian
Bersama anak-anak sungai
Menyanyikan lagu menuju lautan.
Kehidupan mendung
Adalah kehidupan perpisahan dan pertemuan,
Air mata dan derai tawa.
Sehingga ruh memisahkan diri
Dari badan berjalan di dunia subtansi,
Melintas bagaikan mendung yang meng-angkasa
Di atas lembah-lembah derita dan gunung-gunung kebahagiaan
Sehingga ia berjumpa dengan angin kematian
Dan kembali ke tempat semula,
Laut cinta dan keindahan tanpa tepi,
Yaitu TUHAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar