Minggu, 16 September 2012

NU & Skenario Global Syiah






oleh Fauzan al-Farisi 

Syiah telah melebarkan sayapnya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara dengan mayoritas Sunni (Di Mesir, Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi yang didirikan 

oleh ulama Ahlussunnah di sana, ternyata saat ini dikuasai oleh orang-orang Syiah. Hanya 20% dari seluruh anggota organisasi ini yang berakidah Sunni. 80% adalah orang-orang Syiah, meskipun mereka mengaku Sunni).

Di Indonesia, Syiah banyak berkeliaran dengan cara menyusup ke dalam ormas-ormas Islam dan membangun lembaga-lembaga Syiah. Mereka bekerja keras menaklukkan masyarakat Indonesia agar menerima ajaran Syiah. Hal ini bukan sekadar wacana tanpa tindak lanjut.

GERAKAN SYIAH INDONESIA

Gerakan Syiah di nusantara saat ini dimotori oleh Pusat Kebudayaan Islam (Islamic Cultural Centre/ICC) yang didirikan pada tahun 2003 M, beralamat di Jl. Buncit Raya, Kav. 35, Pejaten Barat Jakarta 12510.

Pimpinannya ialah Mohsen Hakimullah dari Iran.

Organisasi ini bergerak dalam dua aspek, yaitu pendidikan dan dakwah.

Dalam bidang pendidikan, ICC membangun beberapa lembaga pendidikan dan sosial serta menerbitkan sejumlah buku dan majalah yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia.

Sedangkan dalam dakwah, ICC bergerak lewat dua jalur :

1.Pertama, gerakan kemasyarakatan yang dijalankan oleh ormas bernama IJABI (Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia).

Ormas ini telah berjalan dalam strata yang sangat luas. Kader-kader IJABI telah banyak aktif di kampus-kampus, di antaranya :
- Universitas Padjajaran Bandung,
- Universitas Indonesia,
- Universitas Jayabaya Jakarta,
- dan lain-lain.

Hingga saat ini, mereka terus menyebarkan kader-kader militannya ke beberapa kampus di berbagai belahan daerah di Indonesia, seperti di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain di kampus-kampus, mereka juga turut berkoar-koar dalam beberapa pengajian, lembaga sosial, majelis taklim, dan media. Bahkan di sebagian daerah, mereka banyak menjadi anggota parlemen.

2. Kedua, gerakan politik yang dijalankan oleh OASE.

Yayasan ini bertugas untuk menciptakan propaganda-propaganda dan menyebarkan kader ke partai-partai politik dengan dimotori oleh sejumlah tokoh.

Tidak puas dengan didirikannya ICC, komplotan tokoh Syiah nusantara, dengan dukungan dari Kedutaan Besar Iran di Indonesia, juga mendirikan IC (Iranian Corner) di perguruan tinggi Islam, di antaranya ialah :
- UIN Syarif Hidayatullah,
- Universitas Muhammadiyyah Jakarta,
- Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
- UIN Sunan Kalijaga,
- dan lain-lain.

Mereka membentuk kajian-kajian filsafat dan penemuan-penemuan ilmiah dengan sumber dan referensi dari karangan-karangan tokoh Syiah. Fasilitas-fasilitas berupa televisi dengan parabola yang berisi channel-channel tv Iran, kaset-kaset CD, dan buku-buku tentang Syiah juga banyak disediakan oleh IC.

Pasca revolusi Syiah, program beasiswa semakin gencar. Mereka membuka program beasiswa ke Iran jenjang S1, S2, dan S3, baik di kampus-kampus di Teheran, Isfahan, Qozvin, dan yang paling populer ialah Qum.

Bahkan, jumlah mahasiswa Indonesia di Iran lebih banyak daripada jumlah mahasiswa Indonesia yang melakukan studi di Universitas al-Azhar, Mesir. Sebuah informasi yang terungkap dari Anggota komisi VIII DPR RI, Ali Maschan Musa, mahasiswa Indonesia di Iran berjumlah sekitar 7000 orang,[para alumnus yang telah lulus dari Iran telah berbalik arah yang asalnya Sunni menjadi aktivis Syiah yang getol menyebarkan paham Syiah (baca; ajaran Syiah). Meski tidak terhitung berapa alumnus yang dihasilkan tiap tahun, yang terpenting ialah kekhawatiran kita terhadap mereka yang disekolahkan ke Iran.] yang berarti lebih banyak dari mahasiswa al-Azhar, Mesir yang berjumlah sekitar 4000 hingga 5000 orang.

Warga NU juga mendapat jatah beasiswa untuk melanjutkan studi ke Iran. Seperti persyaratan pada umumnya, mereka cukup memberikan fotokopi ijazah, SKKB, foto, dan lain-lain, dengan melampirkan rekomendasi dari masing masing PCNU. Mereka diperbolehkan membawa anggota keluarga mereka ke Iran dengan diberi biaya hidup sehari-hari.

Para alumnus universitas-universitas di Iran itu dikader antara 2 hingga 4 tahun. Mereka kembali ke Indonesia menjadi generasi Syiah militan yang mengelola lembaga-lembaga Syiah yang tersebar di berbagai kawasan di Indonesia yang berjumlah sekitar 100 yayasan dan pesantren, sekitar 50 penerbit, dan 5 penyiaran televisi dan radio.

Lembaga yang mengkoordinir para alumnus ini ialah LKAB (Lembaga Komunikasi Ahlul Bait) beralamat di Jl. Bintaro KODAM Grand Bintaro, Jakarta Selatan. LKAB ini berada di bawah koordinasi ICC.

LKAB membina yayasan-yayasan, seperti al-Muntazhar, ar-Rodhiyah, Mulla Sadr, al-Kubro. Kajian-kajian yang ada di dalamnya diisi oleh beberapa tokoh, seperti Haidar Bagir, Musa Kazim al-Habsyi, Umar Syihab, dan Quraisy Syihab (dua bersaudara), beberapa keturunan Arab (habib) Alawiyyin.[gerakan-gerakan Syiah yang begitu besar ini disokong oleh dana yang tidak sedikit. Konon, pendapatan perkapita Iran di tahun 2005 mencapai US$7.594. Sedangkan di tahun 2008 bertambah menjadi US$10.600. Sementara pendapatan Indonesia hanya sekitar US$3.700 di tahun yang sama. Iran berada di posisi ke-18 di antara negara-negara dengan ekonomi kaya di dunia. Di saat ekonomi negara lain belum pulih, ekonomi Iran semakin kokoh]

Itulah kenyataan yang tidak hanya terjadi, tetapi akan terus berjalan dan berkembang. Pertarungan antara yang hak dan yang batil tetap akan berlanjut hingga umat Islam mau bersatu meningkatkan kewaspadaan dan membentengi saudara-saudara seakidah dari gerakan busuk yang mereka lakukan.

Jika umat Islam hanya tidur nyenyak, tanpa mau bertindak menghadapi serangan-serangan Syiah, maka bukan tidak mungkin, suatu saat nanti umat Islam Indonesia akan mendapati revolusi Syiah Indonesia sebagaimana di Irak.

Seorang mantan penganut Syiah, Roisul Hukama, pernah mengatakan, revolusi Syiah yang terjadi di Iran, juga tengah dipersiapkan oleh kalangan Syiah Indonesia. Salah satunya dengan menanam benih-benih Syiah di organisasi dan lembaga Islam nusantara, seperti Muhammadiyah, MUI, dan NU.

BENIH SYIAH DI TUBUH NU

Kewaspadaan terhadap Syiah telah dicontohkan dan dilakukan oleh pendiri NU, KH Hasyim Asyari, jauh sebelum adanya revolusi Syiah di Iran. Menurutnya, Syiah merupakan fitnah agama yang tidak hanya harus diwaspadai, tetapi juga harus diluruskan oleh orang yang berilmu.[Beliau menampilkan sebuah Hadis,” Jika telah tampak bidah dan fitnah, dan sahabat-sahabat Rasulullah r dicacimaki, orang berilmu harus meluruskan. Jika ia enggan untuk meluruskan, maka laknat Allah I, malaikat, dan manusia akan menimpanya”. (Syekh Hasyim Asyari, At-Tibyân fin-Nahyi ‘an muqâta‘atil-Arhâm wal-Aqâribi wal-Ikhwân, Bab Muqaddimah al-Qânun al-Asâsî li-Jam‘iyyah Nahdhatil-Ulamâ‘, hal 26)]

Meski Syiah di zaman itu tidak sepopuler dan sebesar sekarang, namun beliau telah mewanti-wanti kepada warga Nahdhiyyin untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Ahlussunnah Waljamaah dan berhati-hati atas propaganda dan ajakan mereka.

Namun, sungguh heran jika ternyata ada orang NU yang membela habis-habisan terhadap suatu aliran yang telah dinilai sesat oleh pendiri NU. Jika KH Hasyim Asyari mengutip Hadis yang melarang untuk mencacimaki para sahabat sebagaimana kelakuan Râfidhiyyûn,[Syekh Hasyim Asyari, Risâlatu Ahlis-Sunnah wal-Jamâ‘ah, hal. 11] ia justru tanpa ragu mendiskreditkan Sayyidina Muawiyah karena dianggap memusuhi Sayyidina Ali.[Orang NU ini banyak menghadiri acara-acara ritual Syiah, salah satunya seperti di Peringatan Arbain dari Syahadah al-Imam Husin bin Ali bin Abi Thalib as pada Sabtu 10 April 2004 M, yang diadakan oleh Majelis Ta‘lim Yayasan At-Thahir, bertempat di Gedung Barunawati, Jl. Perak 10 F Surabaya].

Jika KH Hasyim melarang untuk bersekongkol dengan para penghina sahabat, ia diam-diam berusaha berpelukan dengan Syiah dengan membuat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara Nahdhatul Ulama dengan Universitas Mustafa al-Alamiyah, Qom, Iran, tanpa sepengetahuan dan persetujuan Dewan Syuriah PBNU.[Wakil Ketua Bahtsul Masail PBNU, Cholil Nafis yang berkunjung ke Iran dalam rangka studi komparatif dikejutkan oleh sebuah dokumen kerja sama terselubung antara Nahdhatul Ulama dengan Universitas Mustafa al-Alamiyah tersebut tertanggal 27 Oktober 2011 M. Orang yg membuat dokumen terselubung ini selalu menyangkal atas tudingan itu. Tapi, saat dokumen kesepakatan itu ditunjukkan, ia tak dapat berkata apa-apa. Dewan Syuriah PBNU pun membatalkan MoU tersebut.]

Jika KH Hasyim Asyari menghimbau untuk berpegang pada al-madzâhibul-arba‘ah; Syafii, Maliki, Hanbali, dan Hanafi,[Syekh Hasyim Asyari, At-Tibyân fin-Nahyi ‘an Muqâtha‘atil-Arhâm wal-Aqâribi wal-Ikhwân, Bab Muqaddimah al-Qânûn al-Asâsi Lijam’iyyah Nahdhatil-‘Ulamâ‘, hal 11.] ia menyatakan bahwa mazhab Ahlul Bait atau Jakfari (Baca: ajaran Syiah) termasuk mazhab Islam yang sah untuk diikuti sebagaimana empat mazhab itu.

Jika Syekh Hasyim Asyari mengklasifikasi Syiah sebagai salah satu dari sekte-sekte berbahaya yang harus diwaspadai, ia dengan tegas berkata, “Syiah tidak berbahaya”.(http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/06/16929/aneh-said-agil-siraj-bilang-syiah-di-indonesia-tidak-berbahaya/)

Siapa lagi kalau bukan Ketua Umum PBNU periode 2010-2015, sang oportunis dengan gelar kiai dan gelar akademis bergengsinya, Prof. DR. KH. Said Agil Siradj, MA.
Said Agil hanyalah satu dari sekian banyak warga Nahdhiyyin yang telah dicuci otaknya.

Jika kita terus bertopang dagu menyaksikan Syiah menanam benih-benih ajarannya di tubuh organisasi kalangan tradisionalis ini, apakah Anda rela jika NU sebagai organisasi yang beraliran Ahlussunnah Waljamaah ternyata berubah menjadi Syiah? Atau dalam lingkup yang lebih luas, tidak hanya NU saja, tetapi organisasi, partai, kabinet, dan parlemen pemerintahan, ternyata dikuasai oleh orang-orang Syiah? Atau, tak usah tanggung-tanggung–sebagaimana Iran–di Indonesia juga ada revolusi Syiah?.

sumber : http://biliknyafauzan.blogspot.com/2012/07/nu-dan-konspirasi-global-syiah.html#.UFTHHLLN82Q

4 komentar:

  1. Jangan keliru, banyak yang menggunakan isu Sunni-Syiah untuk memecah belah Indonesia. Klik saja link ini
    Agenda Wahabi kepada Syiah

    BalasHapus
  2. Waspada, waspada, waspadalah kita kaum muslimin!!
    Smoga Allah SWT memghancurkan syiah laknatullah serta membinasakan mrk beserta musuh2 islam laenya dengan sehina2nya!!!
    Amin3x yra!!

    BalasHapus
  3. Waspada saja tidak cukup tetapi harus ditegaskan bahwa ahlu sunnah mencontoh ulama sampang yang sudah tegas sikapnya bahwa syiah harus dikubur.

    BalasHapus
  4. Di yapi bangil pasuruan juga harus dimusnahkan karena disana telah menjadi tempat perkaderan syiah

    BalasHapus